Caligula, mungkin pernah anda dengar, dia adalah kaisar kerajaan Romawi yang masa pemerintahannya hanya singkat, dari tahun 37 - 41 masehi. Walaupun begitu, Caligula sangat terkenal, karena dia mempimpin negaranya dengan sifat bengis dan keji, gampang membunuh dan sangat menyukai petualangan seks. Jika ada pernikahan, maka pengantin perempuannya akan diperawani sang kaisar terlebih dulu, sedang pengantin laki-lakinya disodomi dengan brutal. Yang lebih mengerikan, adik perempuannya sendiri juga dijadikan budak nafsu.
Menilik catatan sejarah, pada masa kerajaan Romawi kuno, lingga dan yoni dijadikan sarana pemujaan, dan dari penyatuan kemaluan laki-perempuan itu dipercaya akan mendatangkan kekuatan. Seks adalah sumber energi. Luar biasa.
Kerajaan Romawi kuno memang melakukan ritual penyembahan aneh seperti itu. Raja yang dipercaya sebagai keturunan dewa, setiap saat selalu dikelilingi gadis-gadis muda yang cantik jelita. Mereka harus melayani kebutuhan seksnya yang tinggi. Dan para gadis itu wajib mendalami berbagai gaya bercinta untuk memuaskan sang raja.
Istana juga diberi simbol-simbol lingga (penis) dan yoni (vagina). Tujuannya agar memberi vibrasi kekuatan bagi penghuni istana, yaitu para raja dan keluarganya, serta para menteri yang menjalankan titah raja.
Untuk itu, segala sudut istana dikerumuni para dayang telanjang yang siap memberikan pelayanan seks kepada raja. Dan yang mengerikan, tiap ruang dipajang aktifitas seksual. Dari wanita yang melakukan masturbasi dengan kayu yang dibentuk menyerupai lingga (penis), dari laki-laki yang melakukan onani untuk diambil dan ditampung spermanya, sampai pembunuhan keji dengan menancapkan kayu di kemaluan wanita atau payudaranya, atau laki-laki yang dirusak penisnya.
Pemandangan yang membangkitkan birahi sekaligus kengerian itu kian menjadi-jadi, tatkala kerajaan ini diperintah oleh Caligula. Betapa tidak. Adiknya sendiri disetubuhi. Ia senggamai istri temannya. Ia perawani tiap gadis yang jadi pengantin dan ia gelar pesta seks saban pekan. Saat itulah kaum homoseks dan lesbian meraja lela. Mereka melakukan persetubuhan massal bersama para heteroseks di kerajaan ini.
Puncaknya, ketika para petinggi kerajaan ini terus menggelar pesta, kerajaan pun mengalami devisit keuangan. Apa solusi raja untuk menutupi operasional kerajaan? Ini sungguh mengejutkan; istri dan putri para menteri serta senat pun dijual. Hanya dengan lima keping emas, putri dan istri pejabat terhormat itu bebas diapakan saja, termasuk digagah, disodomi, atau disuruh melakukan oral seks dan masturbasi.
Sistem kebijakan Caligula ini berakhir tragis. Harga diri para pejabat tinggi itu merasa diinjak-injak. Mereka akhirnya bersekongkol untuk membunuh Caligula. Dalam satu kesempatan, secara bengis para pejabat yang telah kehilangan harga diri itu membunuh Caligula, istri, serta anaknya yang masih kecil.
Selanjutnya : Baca kisah Caligula bagian II
0 comments:
Post a Comment